Sepeda motor termasuk dalam
daftar kebutuhan wajib bagi manusia di era global ini, karena memiliki peran
penting untuk hal memenuhi kebutuhan transportasi. Kendaraan roda dua menjadi
yang paling diandalkan untuk berpergian di tengah masih kurangnya sarana
transportasi yang difasilitasi oleh pemerintah, khususnya di kota-kota kecil.
Bagi yang tinggal di kota besar mungkin tak akan mengalami masalah berarti.
Lekatnya kehidupan masyarakat dengan
kendaraan roda dua kemudian menciptakan budaya yang terkonstruksi dari
kebiasaan-kebiasaan keseharian. Sayangnya, budaya pemotor yang tercipta
belakangan ini malah sedikit mengabaikan praktek safety riding di jalanan. Contohnya saja, banyak
yang belum paham akan fungsi kotak kuning yang terdapat di trotoar dan persimpangan
jalan, ada pula tidak menyalakan lampu sein saat akan berbelok, yang tentunya
bisa menyebabkan banyak kecelakaan jika terlalu sering dilakukan.
Bagi orang yang pertama kali
mengendarai sepeda motor, selain paham akan teknik berkendara, ia juga harus
mengerti dan mengetahui akan bahayanya kondisi di jalanan. Sekarang ini malah
kebalikannya, banyak pengendara yang baru sadar akan bahaya berkendara di
jalanan, baru lah mereka mau belajar akan teknik berkendara yang baik dan
benar. Hal-hal seperti ini sangatlah tidak baik jika dipelihara terus menerus
dalam budaya masyarakat.
Seorang pebalap kelas dunia saja
pasti menggunakan perlengkapan keselamatan terbaik ketika akan bertanding di
sirkuit balap untuk meminimalisir kondisi fatal yang mungkin akan terjadi. Akan
tetapi, kita tidak bisa menyamakan antara berkendara di jalan umum dengan arena
balapan (sesungguhnya). Jadi, sebagai pengendara yang baik, jangan jadikan jalan
umum sebagai arena balapan, dari pada terjadi yang tidak diinginkan, sebaiknya
patuhi peraturan sebelum terlambat.